25 Januari 2012

Virus SARS

Para ilmuwan kian meyakini bahwa virus dari keluarga corona adalah penyebab SARS. Ilmuwan dari Hong Kong mengaku bahwa mereka telah berhasil menunjukkan dengan tepat virus corona itu setelah mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA pasien yang terinfeksi SARS. Hasil riset ilmuwan Hong Kong ini didukung hasil riset Institut Pasteur di Prancis dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, AS.

Dr Mark Salter dari WHO menyatakan, virus itu biasanya menyerang binatang, umumnya babi ( Virus ini pertama kali ditemukan oleh Twnell dari USA pada tahun 1965 dan berhasil melakukan kultur yang ditemukan pada manusia dengan gejala Commond Cold dan penyakit Infeksi saluran pernapasan bagian atas, biasanya virus ini muncul pada musim dingin dan awal musim semi, jika virus ini berasal dari Babi, maka pada manusia akan menyebabkan kelainan Gastro Enteritis, jika berasal dari ayam , pada manusia akan menyebabkan bronchitis dan jika berasal dari tikus, pada manusia akan menyebabkan Hepatitis, virus ini juga dapat ditemukan pada penderita HIV/AIDS yang menderita Diare), yang dengan berbagai cara akhirnya menyebar ke manusia. Saat ini ilmuwan telah melampaui tahapan penemuan virus itu sehingga mereka dapat konsentrasi untuk menemukan cara mendiagnosa, mengobati dan mencegah wabah itu sehingga dokter bisa mengkonfirmasikan pada pasien yang yang terinfeksi virus mematikan itu. Hingga kini belum ada obat antivirus yang berhasil mengobati SARS atau vaksin untuk mencegahnya.

Tapi saat ini penyebab penyakit sudah teridentifikasi. Dokter-dokter dapat berkonsentrasi untuk mencegah dan mengobati epidemi yang telah merenggut nyawa 78 manusia sejak November 2002 itu. Peneliti federal Amerika Serikat (AS) mulai bekerja untuk menemukan vaksin yang akhirnya bisa mengendalikan penyakit misterius yang telah menyebar dari Asia ke Amerika utara dan membunuh banyak manusia.

Penelitian vaksin untuk penyakit yang dijuluki sindrom pernafasan sangat akut atau SARS (severe acute respiratory syndrome) ini dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional. Namun mereka juga telah melobi industri farmasi untuk memproduksi vaksin berdasarkan hasil penelitian itu. Pejabat pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, sebagaimana dikutip CNN, Sabtu (5/4/2003), menyatakan mereka, 90 persen yakin SARS ini adalah bentuk baru dari coronavirus, virus penyebab flu pada umumnya. Penelitian beranjak dari asumsi ini. Jika upaya mematikan dengan beberapa jenis virus lain berhasil, maka para peneliti akan mengulangi lagi dari awal, ujar Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Infeksi, dengan hati-hati.

Dari berbagai sumber.